A. Pengertian Ketertarikan Sosial dan
Faktor Ketertarikan Sosial
Interaksi
sosial adalah adanya seorang individu dengan individu lain dimana mereka saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga terjadi hubungan timbal balik (Bimo
Walgito, 1990). Sementara (soekanto 1997) mendefinisikan interaksi sosial
sebagai hubungan antar orang per orang atau dengan kelompok manusia.
Ø Interaksi
sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi 2 syarat, yaitu:
1. Adanya
kontrak sosial
2. Adanya
komunikasi antara individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok
dengan kelompok.
Ø Ada
4 pola interaksi sosial menurut soerjono soekanto :
1. Kerjasama
(coperation)
2. Persaingan
(competition)
3. Pertentangan
(conflict)
4. Akomodasi
(accomodation)
Faktor
– faktor yang mendukung daya tarik interpersonal secara garis besar dibedakan
menjadi dua yaitu : faktor personal dan situasional. Faktor personal yaitu
faktor – faktor yang berasal dari karakteristik pribadi kita. Misalnya yang
menyebabkan saya tertarik kepada anda, boleh jadi suasana hati (mood) saya
waktu itu sedang kesepian. Sedang faktor situasional berasal dari sifat – sifat
objektif (karakteristik) personal stimuli.
Misalnya yang menyebabkan saya tertarik kepada anda karena anda cantik .
Pada
umumnya beberapa faktor yang di anggap sangat penting dalam menentukan daya
tarik interpersonal adalah :
a. Kesamaan ( Similarity )
Kita
cenderung menyukai orang yang sama
dengan kita dalam sikap, nilai, latar belakang dan keperibadian. Ada berbagai
alasan yang dikemukakan :
Pertama, Menurut acuan
teori konsistensi kognitif dari haider, jika kita menyukai orang, kita ingin
mereka memilih sikap yang sama degan kita. Hal ini, supaya seluruh unsur
kognitif kita konsisten. Anda resah kalau orang yang anda sukai menyukai apa yang
anda benci.
Kedua, Don
Byrne menunjukan hubungan liniear antar daya tarik dengan kesamaan, dengan
menggunakan teori peneguhan dari behaviorisme. Persepsi tentang adanya kesamaan
mendatangkan ganjaran, dan perbedaan tidak menegakkan. Kesamaan sikap orang
lain dengan kita memperteguh kemampuan kita dalam menafsirkan realitas sosial. Orang
yang mempunyai kesamaan dengan kita cenderung menyetujui gagasan kita dan
mendukung keyakinan kita tentang kebenaran pandangan kita.
Ketiga, Pengetahuan
bahwa orang lain adalah sama dengan anda, menyebabkan anda mengantisipasi bahwa
interaksi di masa datang akan positif dan memberi ganjaran.
Terakhir, kita
cenderung berinteraksi lebih akrab dengan orang yang memiliki kesamaan dengan
kita, mereka pun juga menjadi lebih kenal dengan kita.
b. Kedekatan (Proximity)
Orang
cenderung menyukai mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih
mudah timbul (tumbuh) diantara tetangga yang berdekatan. Atau diantara
mahasiswa yang berdekatan. Apa yang membuat orang berdekatan saling menyukai?
Pertama,
kedekatan biasanya meningkatkan keakraban. Kita lebih sering berjumpa dengan
tetangga sebelah kita daripada orang yang ada di jalan. Eksposur yang berulang
ini dapat meningkatkan rasa suka.
Kedua,
kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan.
Ketiga,
orang yang dekat secara fisik lebih mudah di dapat daripada orang yang jauh.
Kemudahan ini mempengaruhi keseimbangan ganjaran dan kerugian interaksi.
Keempat,
berdasar teori Konsistensi Kognitif kita berusaha mempertahankan keseimbangan antara
hubungan perasaan dan hubungan kesatuan kita. Secara lebih spesifik, kita
dimotivasi untuk menyukai orang yang ada kaitannya dengan kita dan untuk
mencari kedekatan dengan orang yang kita sukai
Kelima,
orang memiliki harapan untuk berinteraksi lebih sering dengan mereka yang
tinggal paling dekat dengannya. Hal ini, menyebabkan ia cenderung untuk
menekankan aspek-aspek positif dan meminimalkan aspek negatif dari hubungan itu
sehingga hubungan di masa datang akan lebih menyenangkan.
c. Keakraban (Familiarity)
Kekerapan
berhadapan dengan seseorang akan meningkatkan rasa suka kita terhadap orang
itu.
d. Daya Tarik Fisik
Dalam
masyarakat kita biasanya muncul stereotip daya tarik fisik, yang mengasumsikan
bahwa “apa yang cantik adalah yang baik”. Berdasar hanya pengamatan sepintas,
orang akan membuat sesuatu kesimpulan tentang sejumlah asumsi kepribadian dan
kompetensi, berdasar semata-mata hanya pada penampilan.
e. Kemampuan (Ability)
Menurut
teori Pertukaran Sosial dan Reinforcement, ketika orang lain memberi ganjaran
atau konsekuensi positif pada kita, maka kita cenderung ingin bersamanya dan
menyukainya. Orang yang mampu, kompeten dan pintar dapat memberi beberapa
ganjaran (keuntungan) kepada kita. Mereka dapat membantu kita dalam
menyelesaikan masalah, memberi nasehat, dan membantu kita menafsirkan
kejadian-kejadian yang ada, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan orang yang
kompeten, orang yang pintar lebih disukai daripada yang tidak kompeten atau
tidak pintar.
f. Tekanan Emosional (Stress)
Bila
orang berada dalam situasi yang mencemaskan atau menakutkan, ia cenderung
menginginkan kehadiran orang lain. Sehingga timbul rasa suka pada orang
tersebut.
g. Munculnya Perasaan / Mood yang
Positif atau Positive Emotional Arousal
Kita
cenderung tertarik atau suka kepada orang dimana kehadirannya berbarengan
dengan munculnya perasaan positif, bahkan meski perasaan positif yang muncul
tidak berkaitan dengan perilaku orang tersebut. Beberapa telaah menunjukkan
bahwa kita cenderung tertarik kepada orang-orang yang kita jumpai saat sekeliling
kita menyenangkan.
h. Harga Diri yang Rendah
Dari
hasil penelitia, Elaine Walster menarik kesimpulan, bahwa bila harga diri di
rendahkan, hasrat afiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia
makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain.
i.
Kesukaan
Secara Timbal Balik (Reciprocal Liking)
Ketika
kita mengetahui orang lain menyukai kita, maka kita dapat mengharapkan ganjaran
(reward) dari mereka. Karena itu, mengetahui kita disukai merupakan ganjaran
yang menguatkan. Kita dapat mengharapkan orang lain akan membantu kita di masa
yang akan datang, dan kita juga akan mengalami perasaan baik/positif menghadapi
suatu kenyataan bahwa orang lain cukup memikirkan tentang kita menjadi seorang
teman (meningkatkan harga diri). Karena itu kesukaan menghasilkan kesukaan.
Persahabatan biasanya memberikan arti bahwa persahabatan itu akan kembali lagi.
Hubungan timbal balik merupakan sesuatu yang komplek.
j.
Ketika
yang Berlawanan Saling Tertarik : Saling Melengkapi (Complementary)
Kita
telah melihat bahwa kesamaan sikap dan nilai mendorong meningkatnya daya tarik.
Tetapi bagaimana dengan sadistis dan masokisme? Keduanya tampak benar-benar tak
sama, yang satu menyukai untuk melukai orang lain tetapi lainnya justru senang
diperlakukan kasar oleh orang lain. Disini nampaknya ada daya tarik yang
berlawanan. Individu yang memiliki kepribadian dominan tidak akan berhubungan
lebih lama dengan orang lain yang dominan juga. Individu yang dominan
membutuhkan partner/pasangan yang submisif yang akan membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan diantara mereka. Perilaku yang saling melengkapi adalah
mungkin untuk tingkah laku dominan-submisif (Strong, dkk., 1988)
- Dimensi hubungan interpersonal (William C. Schultz) yaitu:
1.
Need of inclusion (perasaan sbg
anggota suatu kelompok), keinginan
untuk menumbuhkan rasa memiliki.
·
Undersocial: misalnya, minder, menarik diri, tertutup.·
Social : misalnya, tahu situasi dan kondisi.·
Oversocial : misalnya, over akting.
2.
Need of control
(kebutuhan untuk
mendominasi & dominasi)
·
Abdicrat : cirinya penurut.·
Democrat : cirinya memiliki kemampuan yang kuat.·
Autocrat : ciri-cirinya mendominasi suatu kelompok.
3.
Need of affection /kasih sayang,
kebutuhan menyukai & disukai.
·
Underpersonal : membuat jarak dengan orang lain, menolak bantuan orang
lain.·
Personal : independent, tidak bergantung pada orang lain.·
Overpersonal : kerjasama individu yang kuat dengan orang lain.
- Prinsip Dasar Daya
Tarik Interpersonal.
Prinsip
dasar daya tarik interpersonal
diantaranya sebagai berikut:
- Teori kognitif
menekankan proses berpikir
sebagai dasar yang menentukan tingkah laku. Tingkah laku sosial dipandang
sebagai suatu hasil atau akibat dari proses akal. Jika seseorang berpikir bahwa
orang lain dapat memberikan keseimbangan terhadap apa yang kita cari maka kemungkinan
besar kita akan menyukainya.
- Teori penguatan
Dasar teori ini cukup
sederhana, yaitu bahwa orang ditarik oleh hadiah dan ditolak oleh hukuman.
Semua ketertarikan antar pribadi diterangkan dalam hal belajar di mana untuk
berhubungan secara positif dengan hadiah, dan untuk berhubungan secara negatif dengan perangsang hukuman. Kita kemudian akan lebih suka menjadi tertarik kepada orang-orang yang
menghadiahi atau menghargai kita daripada orang-orang yang menghukum kita
dengan kritikan atau menghina kita.
3.
Teori interaksionis (Mead)Teori ini dikembangkan di dalam situasi alamiah di
mana suatu keputusan selalu dihubungkan kepada situasi sosial di
mana seseorang menemukan dirinya. Teori ini lebih menitikberatkan pada
ketertarikan antar pribadi sebagai suatu konsep.
4.
Teori Pertukaran Sosial (untung-rugi) Peter
BlauDalam
hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang
saling memengaruhi.Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang
hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut
terhadap:
·
Keseimbangan antara apa yang di berikan ke
dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.·
Jenis hubungan yang dilakukan.·
Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik
dengan orang lain
- Masalah Dalam Hubungan
Interpersonal
Masalah
yang terdapat didalam hubungan interpersonal adalah sebagai berikut :
- Kecemasan Sosial
(Social Anxiety)
Kecemasan
Sosial adalah perasaan tak nyaman dalam kehadiran orang-orang lain, yang selalu
disertai oleh perasaan malu yang ditandai dengan kejanggalan / kelakuan,
hambatan dan kecenderungan untuk menghindari interaksi sosial. Kecemasan
sendiri merupakan suatu respon yang beragam terhadap situasi-situasi yang
mengancam, yang pada umumnya berwujud ketakutan koginitif, keterbangkitan
syaraf fisiologis, dan suatu pengalaman subyektif dari ketegangan atau
kegugupan (nervousness).Individu-individu
yang pemalu dan cemas secara sosial cenderung untuk menolak orang lain, karena
mereka ketakutan ditolak diri mereka sendiri. Mereka juga menarik diri dan tak
efektif dalam interaksi sosial, karena mereka mempersepsi reaksi negatif bahkan
ketika tak ada seorang pun yang hadir. Sehingga tak mengherankan, orang-oraang
lain pada umumnya bereaksi secara negatif dalam berinteraksi dengan individu-individu
yang cemas secara sosial.Sebenarnya
setiap orang pernah mengalami kecemasan sosial sekalipun hanya kadang-kadang.
Ketika mengalami hal ini biasanya mereka tidak hanya mengalami ketegangan yang
subyektif (subyective tension) tetapi berperilaku (overt behavior) dalam
cara-cara yang mengganggu interaksi sosial. Ketika gugup (nervous), orang
mungkin menunjukkan secara terbuka indikasi-indikasi secara inner arousal
mereka (misalnya gemeter, dan gelisah), menghindari orang lain, dan gangguan
pada perilaku-perilaku lain yang terus-menerus (misalanya tidak lancar
berbicara, dan kesulitan konsentrasi). Sehingga berakibat, kecemasan adalah
suatu kekurangan dalam hubungan sosial, karena orang yang gugupn (nervous) dan
terhambat mungkin menjadi kurang efektif secara sosial.Kecemasan
hubungan sosial mungkin juga berhubungan dengan keyakinan bahwa mereka merasa
kurang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk keberhasilan dalam menjalin
hubungan sosial. Meskipun sebenarnya ia memiliki kemampuan itu, tetapi keyakinannya
ia kurang.
- Kesepian
Kesepian
adalah perasaan kurang memiliki hubungan sosial yang diakibatkan ketidakpuasan
dengan hubungan sosial yang ada (Brehm & Kassin, 1993). Kesepian juga
berarti suatu keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan oleh adanya
perasaan-perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna dengan orang
lain (Bruno, 2000).Kesepian
pada umumnya berkolerasi dengan kecemasan sosial dan depresi. Dibandingkan
dengan orang yang tidak mengalami kesepian, orang-orang yang mengalami kesepian
lebih memiliki pendapat negatif tentang orang lain. Mereka juga kurang memiliki
keterampilan sosial dalam interaksi dengan orang lain dan kurang responsif
secara sosial, dan dalam beberapa kondisi orang yang mengalami kesepian
menimbulkan reaksi-reaksi negatif dari orang lain.
- Cinta dan
Macam-macam Cinta
- Definisi Cinta
Bila
orang mengatakan aku cinta padamu maksud yang terkandung di balik pernyataan
itu dapat bermacam-macam. Bagaimana anda sendiri mendefenisikan kata cinta itu?Para
peneliti ini telah mengidentifikasikan enam cara yang bisa digunakan orang
untuk mendefenisikan kata ini (Lasswell & Lobsenz, 1980; Lee, 1983)
bentuk-bemtuk cinta ini merupakan bentuk-bentuk yang murni biasanya orang
memberikan defenisi yang merupakan kombinasi lebi dari satu bentuk murni.
- Macam-macam Cinta
·
Cinta
Romantik merupakan Cinta yang di tandai oleh
pengalaman-pengalaman emosional. Biasanya merupakan cinta pada pandangan
pertama. Yang penting dalan bentuk cinta ini adalah adanya daya tarik
jasmaniah. Orang-orang yang terlibat dalam bentuk cinta ini sepakat bahwa.
“pada sentuhan pertamanya saya tahu bahwa cinta adalah suatu kemungkinan yang
nyata.
·
Cinta
Memiliki merupakan Orang yang terlibat dalam bentuk cinta
ini merasakan pengalaman emosional yang kuat, mudah cemburu, sangat terobsesi
pada orang yang dicintai. Orang-orang yang mengalami bentuk cinta ini biasanya
sangat tergantung pada orang yang
dicintai, oleh karena itu dia takut tersisih. Keterlibatannya sangat mudah
berubah dari perasaan sangat bahagia sampai rasa putus asa. Menurut mereka
“Bila kekasih saya tidak memberikan perhatiannya pada saya, saa merasa sakit.”
·
Cinta
Kawan Baik merupakan bentuk cinta yang menutamakan
keakraban yang menyenangkan. Cinta ini biasanya tumbuh perlahan-perlahan dan di
mulai dari sebuah persahabatan, saling berbagi dan mengungkapkan diri secara
bertahap. Ciri-ciri dari bentuk cinta ini adalah sifatnya yang bijaksana,
hangat, dan sarat dengan rasa persaudaraan. Orang-orang yang terlibat dalam
bentuk cinta ini mengatakan “Cinta yang terbaik adalah cinta yang tumbuh dari
sebuah persahabatan.”
·
Cinta
Pragmatik. Menurut Lee, ini adalah “cinta yang menuntut
adanya pasangan yang serasi dan hubungan yang berjalan baik, Kedua pihak merasa
betah berada di dalamnya dan dapat saling memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar
atau kebutuhan-kebutuhan praktis mereka. Orang yang terlibat dalam cinta
pragmatik sangat logis dan banyak pertimbangan dalam menentukan pasangan yang
sesuai dengan dirinya, dan lebih senang mencari kepuasan daripada kegembiraan.
Menurut mereka “anda perlu merencanakan kehidupan anda secara seksama sebelum
memilih seorang kekasih.”
·
Cinta
Altruistik. Ciri utama dari cinta ini adalah adanya perhatian,
keinginan untuk selalu memberikan sesuatu, dan selalu siap memaafkan kesalahan
pasangannya. Cinta diartikan sebagai suatu tugas yang harus dilakukan tanpa
pamrih. Bentuk cinta ini di ungkapkan melalui pengorbanan diri, kesabaran, dan
rasa percaya terhadap orang yang dicintai. Menurut mereka, “saya mencoba
menggunakan kekuatan saya sendiri untuk membantu kekasih saya melewati
masa-masa sulitnya, bahkan pada saat ia bertindak bodoh.”
·
Cinta
main-main. Orang dapat memperlakukan cinta seperti memainkan
sesuatu untuk menikmati “permainan cinta” dan memenangkannya. Dalam bentuk
cinta ini, yang paling penting adalah strategi, dan keterikatan biasanya
dihindari. Orang yang terlibat dalam bentuk cinta ini biasanya memiliki lebih
dari satu hubungan cinta pada satu saat. Tidak ada hubungan yang mampu bertahan
lama, biasanya akan berkahir bila pasangannya mulai bosan atau menjadi terlalu
serius. Menurut mereka “Bagian yang menyenangkan dari cinta adalah menguji
kemampuan seseorang untuk menjaga agar hubungan itu bisa berjalan terus dan
orang sekaligus mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Cinta (Triangular of Love) – STERNGERG
·
INTIMACY
Berisi perasaan yang
menciptakan pengalaman kehangatan dalam satu hubungan·
PASSION
Menunjukan adanya dorongan
yang mengarahkan pada daya tarik romantisme fisik dan perilaku seksual·
COMMITMENT
Keputusan jangka pendek
bahwa subjek mencintai pasanganya dan sepakat untuk memelihara cinta tsb.
ka, kalau pembahasan ini referensi nya dari buku apa aja ya? trims
BalasHapusKutipan dari buku apa ne kawan
BalasHapus